Rabu, 06 Oktober 2010

 Pintu Hati Yang Terbuka


Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu membukakan pintu hati hamba-hamba-Nya dengan melalui berbagai cara, salah satunya yaitu melalui tutur kata sang buah hatinya. 'Kenapa papa tidak pernah menjadi imam sholat bagi kami?' begitulah tutur seorang bapak kepada saya. Ditengah kesibukan dirinya di kantor, perasaan resah dan gelisah menjalar dihatinya. 'Yang bisa merasakan kegelisahan itu hanya saya sendiri Mas Agus. Saya tidak sanggup untuk mengungkapkan seperti apa keresahan,'ucapnya.

Keresahan yang menyandarkan bahwa tonggak keimanan saya selama ini terbalut rasa percaya diri yang begitu besar. Bahwa saya bisa mengatasi kesulitan sebesar apapun masalah yang sayang hadapi. Saya sanggup membangun diri tanpa bantuan siapapun dan terbukti berhasil. Saya tidak pernah berpikir bahwa semuanya ini sesungguhnya karunia Ilahi. tuturnya dengan penuh berlinangan airmata. Malam itu anak-anak Amalia terdengar suara mengaji. Beliau sempat terdiam sejenak membacakan surat alfatehah untuk kedua orang tuanya yang lama tiada. 'Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni dosa-dosa saya ya mas..'ucapnya.

'Sebagai wujud rasa syukur kehadirat Ilahi, saya mencoba untuk berbuat kepada orang lain dan karyawan-karyawan saya. Hal itu saya lakukan karena saya tidak mengerti tata cara beribadah dan berdoa menurut keyakinan yang diwariskan bapak dan ibu saya' lanjutnya. Saya memberikan kebebasan bagi semua karyawan. Bagi saya, mereka adalah parnter kerja saya. Saya tunjukkan kepada mereka bahwa kedudukan mereka dan saya sama saja. 'alhamdulillah, apa yang saya lakukan mendatangkan manfaat bagi kemajuan perusahaan.'

Bayang-bayang keindahan masa kecilnya begitu indah. Bila didalam kamar seorang diri, seringkali merindukan suara-suara ayat suci al-quran. Saya juga merindukan gema adzan. Tahun lalu saya terkejut, tanpa saya duga kedua anak saya protes. Mereka mengatakan kepada saya kenapa papa tidak pernah mau menjadi imam salat. 'Rasanya saya bagaikan tersambar petir disiang bolong. Hati saya terasa perih Mas..'tuturnya lirih. matanya lembab memerah.

'Malam-malam berikutnya kegelisahan semakin bertambah menjadi-jadi. Saya tidak bisa tidur. Perkataan anak-anak saya menjadi beban dan rasa malu buat saya justru menjadi motor penggerak saya untuk menunjukkan saya ke jalan yang di ridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.'

Pelan-pelan saya menghampiri istri saya yang dari tadi memperhatikan kegelisahan yang saya alami. 'begini mah..saya berniat mulai hari ini untuk menjalankan ibadah salat. Mamah bimbing saya ya..' terangnya. Ada kesejukan sejak pertama kali saya menjalan ibadah salat bersama istri saya. Duduk bersimpuh dihadapanNya. Tangis saya dan istri seolah tiada henti begitu membahagiakan bagi kami berdua,' tuturnya.

'Ya Allah, hanya kepada Engkaulah kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami kejalan yang lurus dan jalan yang Engkau ridhoi' Itulah doa yang saya panjat berulang-ulang. Airmata kami terus mengalir, saya merasakan kepasrahan yang paling dalam. Kini saya merasakan benar-benar makna Inna shalati wanusuki wamahyaya wa mamati lillahi robbil alamin..Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta Alam.' Ucap beliau. Malampun semakin larut, kepasrahan terlihat jelas diwajahnya. Allah telah membukakan pintu hati melalui ucapan sang buah hatinya. SUbhanallah..









Jodoh & Shodaqoh

 

Membantu ta'aruf (perkenalan) diantara teman-teman dan akhirnya menikah buat saya adalah kebahagiaan tersendiri. Diantara Sekian banyak pasangan yang sudah menikah, masih ada yang suka bersilaturahmi ke Rumah Amalia. Niat yang tulus membantu anak-anak Amalia tidak pernah terputus.

Dulu sebelum saya memperkenalkan mereka berdua, saya selalu menyarankan agar mendekatkan kepada jodohnya supaya sering-sering melakukan shodaqoh. Ikhwan itu bertanya, 'Kenapa Mas Agus..kita harus sering bershodaqoh?'

Kemudian saya menjelaskan, Ada seorang Sahabat, 'Wahai Rasulullah, berilah kami resep hidup bahagia,' Rasulullah menjawab. 'Antashaddaqa wa anta shahiihun syakhikhun takhsya al-fakra wa ta’muli al-ghina' artinya, Bersodaqohlah di kala kamu masih sehat, sementara hidup mu masih serba kekurangan dan kamu sendiri ingin menjadi kaya. (HR. Bukhori & Muslim).

Mengapa Rasulullah mendorong kita bershodaqoh ketika masih sehat? Sebab kenyatannya orang yang sehat itu sering tidak sadar, lupa bahwa sehat itu karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Lupa diri inilah pangkal dari tindakan ceroboh, sembrono, tidak hati-hati dan tentu juga kurang produktif. Biasanya, kesadaran akan berbuat baik, termasuk bershodaqoh, baru muncul ketika kita dalam kesulitan, penderitaan atau terdesak. Begitu menyadari punya banyak dosa muncul keinginan taubat, berniat untuk memperbanyak shodaqoh sebagai ungkapan syukur, jika nanti sudah dapat jodoh, bila sudah sembuh atau bila nanti sudah jadi orang kaya baru berniat untuk berbuat baik dan bershodaqoh.
Alhamdulillah, sejak Ikhwan ta'aruf atau perkenalan dan niat penuh keikhlasannya untuk shodaqoh karena Allah semata. Ikhwan itu telah bertemu dengan jodohnya, tidak sampai tiga bulan akhirnya mereka bersepakat untuk menikah beberapa bulan kemudian. Barakallahu lakum..

 


 



 

 


 

 


Selasa, 05 Oktober 2010

Jagoan Sejati

Suatu hari ada seorang Guru berjalan bersama tiga orang muridnya, ketika melewati perempatan jalan mereka menjumpai bangkai binatang yang sangat besar dan baunya menyengat. Setelah sampai tujuan, mereka ditanya oleh sohibul bait, apakah mereka melihat sesuatu di perempatan jalan. Yang satu menjawab bahwa ia melihat bangkai besar sekali, yang satu lagi mengaku melihat bangkai yang baunya sangat menyengat, dan yang satu lagi mengaku melihat bangkai yang seram dilihat mata.

Giliran Sang Guru, beliau menjawab bahwa ia melihat bangkai yang giginya sangat putih. Dari empat jawaban itu mengindikasikan adanya "isi jiwa" atau pusat perhatian yang berbeda-beda. Jadi pada dasarnya siapa itu seseorang dapat dilihat apa yang dikatakan, apa yang dilaporkan dan apa yang dikeluhkan. Kata-kata mutiara berbunyi ; Kullu wi`a in bima fihi yandloh, wa kullu ina in bima fihi tarsyuh, artinya jika ada cipratan dari gelas, pasti isi gelas itu sama dengan yang mencipratnya, dan jika ada suatu wadah rembes, pasti isi wadah itu ada kesamaannya dengan yang merembes. Bagaimana akidah seseorang, bagaimana tingkat ibadah seseorang dan bagaimana kualitas akhlaknya dapat ditengarahi dari apa yang keluar atau yang
dikeluarkan olehnya.

Memang manusia bisa berpura-pura, tetapi keaslian seseorang akan muncul ketika mengalami keadaan puncak; sangat gembira, sangat sedih, sangat takut, sangat berkuasa, sangat terpojok dan sangat leluasa. Fenomena yang sering memperlihatkan keaslian seseorang antara lain adalah ketika kehilangan sesuatu, ketika ditinggalkan sesuatu, ketika ditimpa sesuatu.

Nabi bersabda; laisa as syadidu bis shur`ati innama asyadidu man yamliku nafsahu `indal aghodlobi. Artinya; jagoan itu tidak diukur dari kemampuanya bertarung, tetapi yang sebenarnya jagoan sejati adalah orang yang tetap mampu menguasai dirinya terutama ketika sedang marah. (HR. Muslim)






Inspirasi untuk aku
Inspirasi untuk semua
Inspirasi untuk Hidup yang lebih baik
karena segala Kehidupan akan berakhir dengan Kematian
jadikan Kehidupan ini berguna untuk Dunia dan Akhirat 




Salam

Anggi