Aku Tidak Akan MelupakanMu

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada Nya. Supaya kamu mendapat keuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35)

Dari Abu al-Abbas Abdullah bin Abbas ra, beliau berkata, “Satu saat saya berada dibelakang nabi Saw, kemudian beliau Saw berkata, “Wahai ananda, aku ajarkan kepadamu pelajaran,(yaitu) Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika satu umat berkumpul untuk meminta manfaat sesuatu kepadamu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali musibah yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”
(HR. Tirmudzi dan dia berkata haditsnya hasan sahih.

Mendekat Pada Allah Karena Kesulitan Hidup
Musibah, kesedihan, nestapa , dosa besar, dan berbagai kesulitan dan kekecewaan hidup ternyata sering mendorong seseorang untuk lebih dekat kepada Allah Swt. Lantas, Apakah salah kalau ada kesulitan kita mulai mendekat kepada Allah?? Tidak bahkan memang itu yang seharusnya kita lakukan. Karena kemana lagi kita meminta pertolongan selain kepada Allah.

Tapi mungkin sekali kita harus sabar menunggu kalau mau kesulitan kita diganti dengan kebahagiaan oleh Allah ? Emang kenapa? Yah tentunya kita harus banyak muhasabah (mengoreksi diri), mengingat dosa yang telah dilakukan dan sebagainya. Termasuk diantaranya ketika senang atau bahagia, kita lupa atau memang malas mengingat Allah. Seperti lupa bersyukur kalau ada bahagia, lupa ngasih sama anak yatim, lupa dengan tetangga yang miskin, pura-pura lupa kalau ada uang kita harus bersedekah dan lainnya. Memang biasanya kondisi seseorang yang dalam keadaan senang dan bahagia sulit sekali berdekatan dengan Allah.

Ketika Bahagia Dekat Dengan Allah

Hadist diatas menunjukan, ternyata menjaga hubungan dengan Allah dikala senang dan bahagia adalah kunci semua persoalan atau kekecewaan hidup, Insya Allah teratasi. Atau dengan kata lain sedia payung sebelum hujan, banyak mendekat dengan Allah di masa bahagia sebelum datang kesulitan atau kekecewaan hidup. Dan pastinya orang yang selalu dekat dengan Allah di kala bahagia seperti seseorang yang kondisi keuangannya baik, ia rajin pula berjamaah di masjid, ketika ia dapat proyek besar, ia langsung bersedekah sebagian kecil hasil dari proyeknya untuk kesejahtaraan anak yatim. Para janda, kepentingan dakwah, renovasi masjid dan lainnya. Ataupun ketika sehat, ia tidak pernah berhenti belajar ilmu agama, meskipun ia termasuk dari kalangan orang mampu misalnya. Dengan BMW nya, minimal 3 kali seminggu dia putar-putar di ibukota mendatangi majelis taklim, belajar Qur’an, belajar hadist, atau bahkan belajar nahwu shorof. Di akal sehatpun kita pasti tercegang sekaligus senang melihat seseorang seperti ini dengan semua yang dimilikinya yang digunakan untuk mendekat kepada Allah. Mungkin tanpa sengaja bibir akan berkata lirih: ..”Hmm anak soleh. Dah kaya bagus lagi agamanya.”

Masa Muda, Dipakai Taat Lagi

Coba perhatikan hadist diatas, nasihat itu diberikan Nabi Saw kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas itu masih berusia 13 tahun ketika Rasulullah wafat. Jadi kira-kira pemmberian nasehat ketika Ibnu Abbas dibawah usia 13 tahun. Pastilah ada pertanyaan dalam batin:
,” Kenapa nasihat itu nggak dikasih ama yang dah tua? Bukankah orang yang dah dewasa itu dah banyak masalah? Kok malah dikasih tahu ke anak kecil?? Anak kecil umur segitu kan biasanya masih senang bermain??
Nah inilah kuncinya, seakan-akan Nabi wanti-wanti baik pada generasi muda ataupun pada orang tua, agar mempersiapkan diri, agar diarahkan selalu dekat dengan Allah. Sebelum datang dimana semua persoalan hidup akan datang menghadang.
Apakah berdekatan dengan Allah itu di kala bahagia atau di kala muda, akan membuat persoalan atau kekecewaan hidup itu hilang??
Bukan begitu, karena setiap orang antara susah senang pasti ada. Namun solusi penyelesain pastilah Allah akan berikan, manakala orang itu sebelumnya, ketika bahagia, ketika senang, atau bahkan di kala muda sudah dekat dengan Allah.
Coba saja misalnya seseorang yang akan meminta bantuan kepada seseorang, bukankah orang itu akan langsung memberi bantuan manakala ia mengenal betul yang memintanya?

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada Nya. Supaya kamu mendapat keuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35)

Dengan semua kesulitan yang kita jalani untuk mendekat kepada Allah, baik dengan cara mencari ilmu agama, membahagiakan anak yatim, membantu dakwah dan lainnya, tentulah Allah akan mengingat orang itu dikala sedih dan nestapa.

Ayo teman kita mulai mendekat dan lebih dekat lagi dengan Allah Swt.
Yuk kita tulis aja di comment dengan doa dan harapan.