Merangkul Qur’an…The World Is Mine

Saya bertanya pada seorang pemuda selepas shalat di masjid,
“ Ente percaya nggak kalau Qur’an itu mukjizat? eeh, bener kagak, kalau Qur’an itu bakal ngebahagiain elo? 
Reaksi si pemuda mungkin bermacam-macam. Mungkin marah, mungkin biasa saja atau tidak bereaksi sama sekali, atau mungkin kaget.
Kita ambil saja reaksi si pemuda ini marah, kira-kira jawabannya seperti ini
“ Bapak ini siapa sih! orang Islam bukan? Tahu nggak pak, Qur’an itu kalamullah, kalau bapak mau bahagia dunia akhirat, bapak harus menjadikan Qur’an sebagi imam, sebagai pertunjuk, sebagai hudan, masa bapak nggak percaya sih, kualat loh pak”
Karena terlihat sudah spaneng, saya cepat-cepat minta maaf,
“ Maaf deh mas, maklum GAPIS!! 
Apa tuh! Kata si pemuda masih marah !!
Ooh itu, itu singkatan saya sendiri alias gagap Islam.”
Saya bertanya lagi,
“ Pingin tuh Qur’an jadi pelita alias jadi motivator dalam hidup ane, coba deh mas bagi informasi, gimana caranya,”
Saya tanya lagi,
“Dari mana anda tahu bahwa Al-Qur’an itu mukjizat? dan Qur’an itu bisa menyelamatkan sekaligus memberi kebahagiaan bagi kita?
Si pemuda mungkin jawabannya begini,
“ Loh semua orang bilang begitu kok?” atau begini,
“ Kata ustadz saya atau kata guru ngaji, atau kata bokap gue, kata engkong gue..atau yang lebih cunihin lagi, kata calon gue??



Reaksi Kita
Bagaimana reaksi kita mendengar jawaban diatas, kaget! marah! biasa aja tuh! atau nggak tahu! Atau mencela yang lain?? Atau begini, “ Bagaimana kita tahu Qur’an itu the way of life? Bagaimana kita bisa merangkul Al-Qur’an, sedangkan kita saja tidak bisa berkomunikasi dengannya!! Dan terakhir bagaimana Al-Qur’an akan membahagiakan kita sedangkan kita tidak mencoba merangkulnya! kita tidak mencoba menarik perhatian Al-Qur’an agar dia masuk kedalam kehidupan kita!! Yang paling sulit lagi kalau ditanya bagaimana kita bisa mengaplikasikan Qur’an dalam kehidupan keseharian kita, kalau cuman bisa baca, tapi tidak berusaha cari tahu!!

"Saya tahu artinya kok! Kan sudah banyak terjemah Al-Qur’an! Tinggal baca aja kan..beres!!"
ok kalau begitu, tapi apa mungkin saya bisa menikmati alur cerita dan gaya bahasa buku-buku Shakespeare, sedangkan yang saya baca cuman terjemah Indonesia!! Jangan sebut saya menikmati keindahan bahasa yang dipakai oleh akang Shakespeare dong kalau saya hanya bisa membaca terjemahan nya saja.
Kalau kita cukup puas dengan membaca terjemah Al-Qur’an saja misalnya, maaf ya bro/sis berarti kita belum bisa menikmati keindahan bahasa Al-Qur’an. Kalau kita belum bisa menikmati keindahan Al-Qur’an berarti kita belum atau tidak yakin akan mukjizatnya Al-Qur’an. Apalagi menjadikan Qur’an sebagai sumber inspirasi, sebagai motivator, atau yang lebih keren lagi bagaimana mungkin menjadi sumber bahagia!!
Mana mungkin ada keyakinan bahwa Qur’an akan bisa membahagiakan kita!, Mana mungkin Qur’an akan menjadi penyelamat !, mana mungkin Qur’an menjadi solusi dalam setiap permasalahan?
Karena selama ini, keyakinan yang ada dalam benak kita, hanya menurut, sekali lagi hanya menurut orang, menurut khotib jum’at, menurut guru ngaji, ustadz , kyai dll kita sendiri belum bisa membuktikannya. Jadi wajar saja kita jauh dari harapan kita sendiri, kita yakin akan mukjizat Qur’an, namun sayang sekali keyakinan itu tidak bisa kita selidiki lebih lanjut.

Apa Salah Cuman Baca Terjemah!!
"Apa salah kalau nggak tahu artinya, tapi saya baca terus kok tiap hari?? Tidak salah silahkan, membacanya pun berpahala seperti yang terdapat dalam sebuah hadist:

Bacalah Al-Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat (penolong) bagi yang membacanya.” (HR Muslim)
Begitu besar pahala orang yang membaca Al-Qur’an dan kita temukan banyak hadist lainnya yang memberi anjuran agar terus membaca Al-Qur’an.
Cuman begini bro/sis yang saya maksud, apakah dengan hanya sekedar membaca..enk..ink..enk..anda sudah dianggap menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup? Apakah dengan begitu Qur’an sudah mau berteman dengan kita? Apakah Qur’an sudah mulai tertarik dengan kita? Apakah Qur’an mau membuka diri dan memberi solusi terhadap semua permasalahan kita?
Padahal jelas sekali Al-Qur’an menyebutkan:

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya (tidak tahu maksdunya) adalah seperti keledai yang membawa Kitab-Kitab yang tebal….. “ (QS. Al-Jumuah: 5)


Harus Gimana Dunk…!!!

(Kebetulan yang nanya cewe)..Eehh Sista… dari TK, SD, SMP, SMA S1, S2,S3 bahasa inggris, fisika dll pasti selalu ada kan, apalagi kamu tahu fungsi dan manfaatnya. Kamu malu kan kalau nggak bisa bahasa inggris, kamu pasti deh maksa-maksain belajar akutansi, atau ikut seminar dengan Kang Mario Teguh! Ada di TV pun kayaknya rela banget melototinya! Seminar di Bali pun kamu pasti terbang kesana! Kamu maksain kan belajar Microsoft office! Kan mana mungkin kamu melamar di perusahaan IT tapi kagak bisa Office? Waktu sekolah/kuliah..wah suka nggak suka, boring atau nggak, tetep aja saya harus masuk kelas. Waktu ujian..wah maksain deh begadang..masuk perpustakaan lagi nyari-nyari buku untuk bikin makalah. Maksain ngapal rumus aritmetika karena kalau nggak lulus pasti nggak naik kelas dan pastinya malu donk ama teman kalau ngga naik!!
Masalah tempat…wah dimanapun saya datang deh…kan sayang dah bayar uang sekolah…
Artinya semuanya mudah kita lakukan karena kita tahu fungsi dan peranan apa yang kita lakukan.
Kalau begitu mengapa harus tanya saya apa yang harus anda lakukan untuk mengenal Al-Qur’an!! Kenapa anda bingung kemana mencari kebahagiaan hidup bersama Al-Qur’an??kenapa kita merasa sulit mencari, mengejar, berusaha, mempelajari Al-Qur’an!!
Sedangkan kegiatan yang lebih dari itu kita bisa lakukan? Eehhh sista kata saya…” Sumpeh deh kalo yang mati tuh kagak ada yang dibacein puisi, semuanya dibacein Qur’an…you juga kan waktu lahir dan langsung di adzanin..!
Pantas kan kita hanya percaya saja bahwa Al-Qur’an itu pembawa bahagia dan kenikmatan…tapi kita sendiri tidak mau cari tahu atas keyakinan itu . Karena kita tidak mau bersusah payah mempelajarinya seperti halnya kepayahan kita mencari pekerjaan, belajar di sekolah, dll

Its jUst sToRY

Coba kira-kira enak nggak kalau kita membaca cerita di bawah ini:
Mas, cepat donk shalat dhuha! Pokoknya aku nggak mau ketinggalan pengajian di masjid ath-Thayibah.
Sayang sekali. Suaminya menjawab.
Sabar yah kan kita pake BMW. Mas, macet loh dijalan.. yuk kita pagi-pagi aja datangnya .
Malam harinya sang istri melihat suaminya belum bangun tahajud,  
“Mas bangun....tadi nggak baca Qur’an, sekarang malah ngak tahajud!! Mamih nggak suka loh gitu mas!! Aduh mih, bukan apa-apa, capek sekali, pulang kantor, langsung ke masjid senayan, ada ustadz yang memberikan ceramah tentang manajemen Qur’an, jadi terlambat pulang malam tadi.”
Kebetulan mereka mempunyai 2 orang anak wanita dan pria. Karena Al-Qur’an itu menjadi bagian dari gaya hidup mereka dan inilah yang terjadi ketika anak perempuanya satu ketika malas membaca Al-Qur’an,”
Sang Ayah marah pada anak perempuanya,
“Santi, kalau sehari saja papi ngak liat kamu baca setengah juz saja, umrahnya papi batalin bulan depan dengan Amani Travel”
Si ibunya menambahkan lagi,
Iyah tuh, kalau mami lihat kamu ngak buka-buka tafsir lagi, pokoknya mami nggak akan beliin bensin BMW kamu lagi.”
” Adiknya ikut nyeletuk, “
Iya tuh mi, aku lihat dia cuman baca selembar aja, padahal aku dah 2 juz bacanya,”

Coba kita bayangkan, apakah tidak mungkin anak-anak seperti ini akan mengengam dunia? Apakah keluarga ini akan terpuruk dalam dunia? Apakah pantas keluarga ini bersinar hidupnya penuh kebahagiaan kelak? Apakah tidak mungkin kesuksesan mengiringi kemanapun mereka melangkah? Apakah mungkin kehidupan keluarga ini carut marut? Ditimpa kesulitan? sampai matipun orang tuanya akan tetap berbahgaia karena anaknya akan selalu mendoakan mereka.

Siapa mereka? Mereka adalah ahlul Qur’an, para pengikut dan pengkaji Al-Qur’an, Sejak dini, hati dan akal mereka sudah dilekatkan pada satu buku milik penguasa Bumi dan langit.

Pantaskah kalau mereka mengatakan, “The World is mine….